BEBERAPA hari yang lalu, tepatnya hari kamis tanggal 05 Maret 2015, gue mendengarkan sebuah radio yang terkemuka di Jakarta. Ya, Prambors. Prambors yang memiliki frekuensi 102,2 fm ini sudah lama sekali menjadi frekuensi yang paling favorite dikuping gue. Mau itu pagi, siang, malem, ketika gue bosen mendengarkan list songs on my phone, gue selalu mendengarkan radio. Lagu-lagunya gak jauh berbeda dari list songs yang gue punya, karena gue selalu mencari lagu "chart prambors" setiap bulannya dan mendownload lagu-lagu yang sekiranya easy listening. Alasan kenapa gue tetap mendengarkan radio padahal lagu-lagunya gak jauh berbeda karena 1 alasan. Karena adanya penyiar, banyak obrolan atau topik-topik yang membuat gue ikut dalam pemikiran mereka tersebut. Pada malam itu, gue inget banget penyiarnya adalah Jeje dan Julio, mereka membuka topik tentang "waktu lo kecil, hal apa sih yang paling dikangenin?"
Oke, gue akan membuka sedikit pemikiran tentang pertanyaan tersebut. Sebelumnya, gue lahir tahun 1994, sedangkan sekarang tahun 2015. Bukan masalah usia gue yang "ingin" 21 tahun, tapi selama gue hidup its mean masa kecil gue dulu sama masa kecil anak jaman sekarang itu udah beda 180 derajat.
Dulu, yang namanya handphone itu barang yang "wah" buat seumuran anak SD yang kisaran 7-13tahun. Sekarang? Handphone smartphone pun dimiliki kebanyakan anak-anak jaman sekarang. Sebenarnya secara personal, gue merasa sedih ngeliat anak-anak jaman sekarang gak seperti layaknya anak-anak.
Mereka lebih 80% bermain lewat gadget. 20% nya main sama temannya yang itupun bukan permainan yang seperti dulu melainkan bermain PS (Play station).
Dulu waktu gue masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK), sepulang sekolah ngerain pekerjaan rumah, makan, lalu main. Entah main kejar-kejaran sampai kulit hitam, manjat pohon, atau main sepeda disore hari.
Masa terseru ketika berada di Sekolah Dasar (SD), permainan yang paling seru adalah main lompat karet dimana gue paling senang kalau mendapatkan posisi "Anak Bawang". Anak bawang kalau tidak sukses melewati batas karet akan dibela (semacam dibayar lompatannya) oleh teman 1 team yang sukses melewati sebelumnya. Keren.
Kedua, bermain "orang-orangan" atau dulu disebut "Bepe-Bepean". Bukan "Bebep-Bebepan" ya!. Bepe-bepean ini adalah gambar orang serta pakaian dan atribut lainnya yang harus digunting terlebih dahulu. Dulu, waktu gue diajak main bepe-bepean yang paling seru adalah mendekor rumah sendiri. Bahannya? Dari kerdus berbagai kosmetik atau bahan mandi seperti kerdus pasta gigi, sabun (dulu masih terkenal sabun batangan) dan yang paling menarik adalah kendaraan yang gue ambil dari kerdus rokok. Cara bermainnya simple, lo bisa sesuka hati membangun "istana" lo, menentukan apa pekerjaan lo, serta membangun keluarga seperti apa yang lo mau. Setelah itu bermain layaknya kehidupan biasa, dan jangan salah. Tetangga berperan penting dalam permainan ini. Tetangganya? Ya temen lo juga yang ikut main :)
Selanjutnya, main petak umpet, Bola Bekel, Ular tangga, kelereng (padahal gue gak bisa nyentil kelerengnya), layangan (gw gak bisa naikinnya), yang paling asik adalah.....main kata-kataan nama orang tua dan hujan-hujanan.
Hal terlucu tentang "kata-kataan" gue punya cerita tentang temen gue yang mungkin pada saat itu belum paham tentang topik "balas Budi". Suatu ketika gue main bersama doi, topik yang sedang dibicarakan gue lupa. Yang jelas celetuklah gue...
"Iya, kan harus balas Budi" muka gue polos.
"Budi? Wah lo ngatain bapak gue. Dasar Wahono!" Sahut temen gue dengan muka kesel penuh emosi.
Gue merasa ada yang salah paham dan berusaha membenarkan. Tapi hasilnya nihil. Dia tetap mengira kalau gue mengatai bapaknya dan dia mengatai gue balik. Miris.
Dari semua hal yang pernah gue lakuin. Hal yang paling dikangenin adalah main lompat karet, karena gue akan selalu menjadi anak bawang~