Sebuah keluarga adalah sesuatu yang sangat penting
dibandingkan oleh apapun. Keluarga terbentuk dari kasih sayang, saling
perhatian, serta dapat mampu menjaga satu sama lain, bukan sekedar menjaga
fisik tapi juga batin.
Sebuah kelurga yang harmonis bukan hanya diberkati oleh seorang/beberapa
anak, bukan hanya karena diberi harta yang melimpah, tetapi keluarga yang
harmonis adalah mampu bersama disaat senang maupun susah. Saling mensupport dan
saling merangkul satu sama lain.
Awal kisah dimulai dari sebuah keluarga yang sangat
berkecukupan, memiliki 2 orang anak yang tampan dan pintar. Sejak kecil, kedua
kakak beradik itu selalu bersama, tidur bersama, saling berbagi cerita satu
sama lain.
Suatu masalah besar tiba-tiba muncul ketika mereka beranjak dewasa,
si adik yang ingin segera menikah. Bagaimana perasaan seorang si kakak?
Penyebab munculnya konflik ini bukan karena si Adik ingin
menikah duluan lalu si Kakak tidak merestui, penyebabnya adalah kesalahan orang
tua yang tidak dengan cepat menceritakan kejadian yang sebenarnya, Si kakak
merasa kecewa atas perilaku orangtuanya beserta adik dan pasangannya karena
mengambil keputusan untuk segera menikah tanpa berunding dengan si kakak. Lalu masalahnya
adalah si kakak tau berita tentang pernikahan si adik bukan dari orangtuanya sendiri,
melainkan oranglain. Lagi-lagi bagaimana perasaan si Kakak?
Suatu ketika pernikahan itu hanya menghitung jam saja, si
kakak bersikeras untuk tidak akan hadir ke perayaan pernikahan adiknya. Orangtuanya
pun tidak bisa merayu anak tersebut. Sakit hati? sudah pasti. Kecewa? Sangat. Sangat
wajar prilakunya seperti itu.
Waktu menunjukkan pukul dimana perayaan pernikahan itu
dimulai. Si orangtua serta pengantin (adik dan pasangannya) berada dalam stage
of merried. Situasi waktu itu sangat ramai oleh tamu yang datang, tiba-tiba
dari pintu masuk muncullah sosok seorang laki-laki yang sangat diharapkan
kedatangannya. Si kakak datang dengan kemeja biru pemberian si adik yangdibalut
oleh jas hitam, berserta sapu tangan yang sengaja dipersiapkan oleh adiknya
untuk kakaknya. Keluarga besar terkejut atas kehadira nya yang sangat tidak
disangka-sangka, ucapan syukurpun keluar dari mulut orang yang melihat kejadian
itu.
Moment terharunya disaat si kakak menyalami kedua orangtuanya,
Papah, Mamah disalaminya satu persatu. Salaman itu terhenti ketika si kakak berpelukan
dengan Mamahnya. Ucapan terimakasih yang diberikan oleh si ibu, ucapan maaf
yang amat mendalam mampu membuat air mata keduanya bercucuran. Pandangan serta
mata si kakak mampu berbicara, antara
kesal dan sedih yang tidak dapat terbendung lagi.
Si kakak yang hebat, mampu mengalahkan egonya
untuk kebahagiaan orangtua dan adik tercintanya, walaupun perasaannya remuk
redam, emosinya meluap, tapi seorang kakak ingin melihat kebahagiaan adik
berserta orangtuanya, walaupun hatinya terluka melihatnya.