Senin, 12
Januari 2015
Hari dimana lahirlah seorang anak perempuan dengan panjang yang sangat
standart 45 cm dengan berat 2,9 kg di sebuah rumah sakit daerah Cibinong, RS
BINA HUSADA. Pagi itu waktu menunjukkan pukul 08.30 AM, kami sekeluarga yang
terdiri dari gue, mamah, babeh, kaka ipar, nenek-nenek, dan koko iko sedang
menunggu di depan ruang operasi. Ya, kakak gue yang bernama Ermawati sedang
bertaruh nyawa untuk melahirkan anak pertamanya. Ketika pintu kamar operasi
terbuka, kami sekeluarga berdiri dan menunggu kabar gembira dari suster yang
keluar dari pintu. Suster itu mendorong sebuah rak yang bersisi bayi kecil,
mungil, dengan mata yang masih tertutup lalu berkata
“keluarga ermawati, selamat yaa anaknya normal, jenis kelaminnya
perempuan., panjangnya 45 cm dengan berat 2,9 kg”
Isak tangis bahagiapun menyelimuti kegembiraan waktu itu.
“alhamdulillahirobillalamin….” Kemudian kakak ipar gue yang bernama Rudi
Hermawan pun segera mengadzani di kuping bayi mungil itu.
Bahagia? Sangat, gue pun merasakan hal serupa. Karena selama ini gue
sangat menginginkan sebuah adik.
Bayi perempuan yang mungil itu diberi nama Naura Shafa Hermawan..
***
Perjuangan kakak gue sangatlah berat, setelah
melahirkan anaknya dia harus berada diruang recovery selama 3 hari, dokter
bilang dia bisa dipindahkan keruangan kalo kondisi jantungnya sudah benar-benar
stabil. Ya, kakak gue bukanlah seperti kakak orang-orang yang sehat sempurna,
kakak gue memilki katup jantung yang lemah. Jangan berpikir kalau kakak gue
orang yang lemah! Dia orang yang sangat kuat, tidak pernah mengeluh, dan sampai
detik itu dia mampu melewati proses dimana nyawanya dioertaruhkan. I Proud of
her.
Hari ke 4, kakak gue diperbolehkan pindah ke ruang
inap. Si kecil Naura masih diruangan bayi dan belum diperbolehkan disatu kamarkan
dengan ibunya karena kakak gue masih harus dalam pemulihan lebih lanjut.
Hari ke 5, kakak gue pernah bercerita “iya dek, gue
belajar duduk padahal masih mual banget. Tapi gue paksain, saking pengen cepet
pulang kerumah”
Hari ke 6, akhirnya Naura kecil dan ibunya boleh
diperbolehkan untuk pulang kerumah.. Alhamdulillah, rumah pasti akan selalu
rame karena ada anak kecil.
***
Sebulan, dua bulan Naura semakin tumbuh besar. Sampai pada bulan ke 4,
Naura tertawa dengan suara yang keras! Ini pertama kalinya kami mendengar
renyah tawanya.. kebahagiaan tidak dapat diukur dengan apapun, dengan mendengar
renyah tawanya kami sangatlah bahagia.
Kehadiran Naura ditengah-tengah keluarga sangatlah
meramaikan keadaan rumah. Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat, 11 bulan
Naura berada di sisi keluarga kami.. tapi ternyata Naura lebih disayang Allah
SWT, 3 bulan sudah Alm. Naura meninggalkan kami semua.. alm Naura pasti
sekarang sedang tersenyum dan bahagia disana.. Kami senang pernah memiliki
kamu, dek. Doain Ummi supaya cepet hamil adiknya Naura. Onty, ummi, abi, mbah
uty, mbah kung, grandma, grandpa, uyut, semuanya sayang sama naura… Naura akan
selalu ada dihati kami semua
:)